Selasa, 24 Januari 2017

Suzuki Satria 120 2-Tak, Raja Bebek pada Era-nya


Suzuki Satria 120 2-Tak yang lahir pada era 90-an ini mengusung konsep sporty, motor varian bebek underbone dua langkah (2-Tak) ini terlahir menjadi salah satu produk unggulan pabrikan motor asal jepang, Suzuki, yang terkenal dengan tagline-nya "Inovasi Tiada Henti".
Satria 120 2-Tak pertama atau yang lebih dikenal satria lumba / kotak hadir di Indonesia sekitar tahun 1997 yang mengusung kapasitas silinder terbesar pada masanya, 120 cc dengan menerapkan teknologi sistem pendinginan udara Jet Cooled, yang telah terbukti baik dalam melepaskan panas mesin ke udara bebas, serta dengan model rangka dual crandle box seperti yang hanya ditemukan motor kelas sport, mengusung teknologi SCAF (Suzuki Computerized Analized Frame), sistem komputerisasi analisa rangka. Bentuk rangka unik inilah yang menaikan popularitasnya dalam segi desain sekaligus seringkali membawa motor ini menaiki podium tingkat internasional di kelasnya.


Suzuki Satria 120 S 



Satria 120 2-Tak lahir dengan varian pertamanya yaitu Suzuki Satria 120 S, versi kopling semi otomatis dengan 5 percepatan, dengan kapasitas mesin 120 cc. Namun pada sekitar tahun 2002, karena permintaan pasar yang menginginkan  Satria 120 2-Tak yang lebih gahar, lahirlah sang adik, Satria 120 R yang mengusung kopling manual dengan 6 percepatan, kapassitas mesin yang sama, dengan model body yang hampir sama dengan adiknya, namun memiliki perbedaan besar pada bagian striping, serta velg casting wheel, dilengkapi double disc brakekick starter, jumlah percepatan, dan tentunya harganya.  Hingga pada akhir tahun 2003, hadirlah versi import / built up dari pabrikan luar, mengusung perubahan total pada desain body dan kandungan material yang nyaris secara keseluruhan diimpor langsung dari Malaysia yang lebih dikenal Satria 120 R Agressive atau lebih dikenal pasar dengan sebutan satria hiu karena bentuk bodynya yang meruncing menyerupai kepala hiu

Suzuki Satria 120 R 


Suzuki Satria 120 R Aggressive


Namun kejayaan evolusi Satria 120 2 Tak ini seakan sirna / terhenti pada awal tahun 2005, karena regulasi pemerintah yang mengeluarkan peraturan pelarangan produksi motor dengan sistem dua langkah (2-Tak) di Indonesia. Meski kendala dalam konsumsi bahan bakar, oli samping, hingga komponen tertentu yang cukup rentan ketika digunakan dalam ajang balap resmi, harga yang cukup tinggi dibanding sekelasnya, dan sebagainya. Tidak pula menyurutkan popularitas motor ini, bahkan hingga saat ini (salah satunya saya :D). Sejujurnya saya bisa berkata demikian, karena saya adalah salah satu pengguna setia Satria 120 2-Tak varian 120 R, dari tahun 2003 hingga sekarang, alhamdulillah awet mungkin karena masih standart pabrikan belum diotak-atik, dan hanya digunakan untuk pemakaian sehari-hari. Sudah banyak tawaran yang hilir mudik ke saya mulai harga logis hingga gak logis (nawar murah banget), namun untuk saat ini, belum mau melepas soalnya masih cinta sama ini motor, penampakan motor saya gan, check this out :D



Tidak ada komentar: